Sapardi Djoko Damono. A greatest heart-describer.
These are ones of my favorites.
DALAM BIS
Langit di kaca jendela bergoyang
Terarah ke mana
Wajah di kaca jendela yang dahulu juga
Mengecil dalam pesona
Sebermula adalah kata
Lalu perjalanan dari kota ke kota
Demikian cepat
Kita pun terperanjat: waktu henti IA tiada
DALAM DIRIKU
Dalam diriku mengalir sungai panjang,
Darah namanya;
Dalam diriku menggenang telaga darah,
Sukma namanya;
Dalam diriku meriak gelombang sukma,
Hidup namanya;
Dan karena hidup itu indah,
Aku menangis sepuas-puasnya
NOKTURNO
Kubiarkan cahaya bintang memilikimu
Kubiarkan angin, yang pucat
Dan tak habis-habisnya gelisah,
Tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu-
Entah kapan kau bisa kutangkap
KETIKA JARI-JARI BUNGA TERBUKA
Ketika jari-jari bunga terbuka
Mendadak terasa: betapa sengit
Cinta Kita
Cahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit
Menyisih awan Hari ini; di bumi
Meriap sepi yang purba;
Ketika kemarau, terasa ke bulu-bulu Mata,
Suatu pagi
Di sayap kupu-kupu, di sayap warna
Swara burung di ranting-ranting cuaca,
Bulu-bulu cahaya: betapa parah
Cinta Kita
Mabuk berjalan, di antara jerit
Bunga-bunga rekah
beautiful..
0 comments