By Liku Layuk Allo - January 07, 2010



Sapardi Djoko Damono. A greatest heart-describer.


These are ones of my favorites.


DALAM BIS

Langit di kaca jendela bergoyang
Terarah ke mana
Wajah di kaca jendela yang dahulu juga
Mengecil dalam pesona

Sebermula adalah kata
Lalu perjalanan dari kota ke kota
Demikian cepat
Kita pun terperanjat: waktu henti IA tiada



DALAM DIRIKU

Dalam diriku mengalir sungai panjang,
Darah namanya;
Dalam diriku menggenang telaga darah,
Sukma namanya;
Dalam diriku meriak gelombang sukma,
Hidup namanya;
Dan karena hidup itu indah,
Aku menangis sepuas-puasnya



NOKTURNO

Kubiarkan cahaya bintang memilikimu
Kubiarkan angin, yang pucat
Dan tak habis-habisnya gelisah,
Tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu-
Entah kapan kau bisa kutangkap



KETIKA JARI-JARI BUNGA TERBUKA

Ketika jari-jari bunga terbuka
Mendadak terasa: betapa sengit
Cinta Kita
Cahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit

Menyisih awan Hari ini; di bumi
Meriap sepi yang purba;
Ketika kemarau, terasa ke bulu-bulu Mata,
Suatu pagi
Di sayap kupu-kupu, di sayap warna

Swara burung di ranting-ranting cuaca,
Bulu-bulu cahaya: betapa parah
Cinta Kita
Mabuk berjalan, di antara jerit
Bunga-bunga rekah


beautiful..


  • Share:

You Might Also Like

0 comments