Untuk Pratiwi

By Liku Layuk Allo - April 21, 2018

Duduk di mejanya Mr & Mrs.Watanabe 

This friend of mine, I knew her since my first day in high school. But only in our sophomore class we were seated in the same chairs. And since then, she’s became one of the very few people whom I trust with all my dramas and secrets. 

Waktu kelas satu, mikirnya ini anak kalem, manis, keliatannya sih anak baik-baik gitu. Trus makin hari liatnya, ‘wagelaseh ni anak pacaran molo’. Tiap istirahat, di kelas, pulang sekolah, nempel tross sama pacarnya. Sampe dinyinyirin bu BP. Yang kalo tiap kita omongin sekarang pasti ngakak. 

Pas kelas dua, sekelas lagi, eh sebangku. Nah disitu saya jadi tau dia gimana aslinya. Tetap kalem dan “Jawa” sih. Tapi ternyata oh ternyata dia ‘sableng’ juga. Bisa heboh dan humoris juga. Padahal secara personaliti kita beda; dia kaleman, ga beranian.. akuh panasan dan nekat (apalagi dulu jaman SMA). Saya suka olahraga dan hobinya ngekskul, habis ngekskul kelayapan, dia ga suka olahraga dan pulang sekolah langsung dijemput/diantar pulang ke rumah. Tapi selera dan becandaan yang nyambung itulah yang bikin kita klop. 

Saking deketnya, kita sampe buat “bucur” alias “buku curhat”, semacam buku gede gitu yang isinya segala macam curhatan yang nda pake sensor. Kenapa harus pake buku? Karena di kelas kalo bosan pasti pengen ngobrol, cuman takut ketahuan guru di depan, jadilah buku itu sebagai sarana korespondensi. Hingga berlanjut bukunya ganti-gantian dibawa pulang buat diisi dan dibaca besoknya. Isinya tentu sangat tidak berfaedah. Mulai dari curhat “biasa”, sampe polling ga jelas (pen nangis ketawa ingatnya), ngatain guru, nulis nama gebetan gede2 pake spidol warna warni, dan lain sebagainya. Kita berdua bersepakat kalo buku itu sampe dibaca orang maka reputasi kita (kayak punya aja) akan hancur berkeping-keping. 

Pas kelas tiga, kita terpisah, ga sekelas, tapi jalan masih tetap bareng. Lulus SMA, masih main dan nginep di rumahnya. Then she moved to Jakarta with her family. Doi kuliah di Jakarta, saya stay di Makassar. Kontekan masih jalan, walaupun udah ga sesering sebelumnya. Masih cerita-cerita, curhat… saat dua-duanya udah sibuk dengan kegiatan dan kehidupan masing-masing, once in a while we still update each other’s life

Dulu sempat ketemu dan jalan bareng di Malang, waktu dia kerja disana, di Bali waktu dia kerja disana juga (semuanya kebetulan, gak janjian), dan di Jakarta kalo lagi maen ke Jakarta. Makin tua makin sibuk, makin jarang ketemu, rencana mau “Bali-in lagi lah” gajadi-jadi sampe sekarang. Karena jauh dan jarang ketemu itulah, sekali ketemu pastinya cerita panjang. 

Kentjan romantis kita di Bali

Eh, sekarang tau-tau udah merit aja dia. 

Yaelah sedih gue woy. LOL 

Walaupun sudah melalui musim “kawin massal” di tahun 2016 dan terlebih-lebih 2017, gak pernah tuh ada feeling gimana-gimana. Tiap cerita sama dia kita pasti ketawa-ketawain aja si "wabah ngebet kawin" yang terjadi semenjak beberapa tahun lalu. Namun gak kerasa waktu berlalu, tiba-tiba tahun lalu dia mengabari: “I think I’ve found that ‘someone’.” 


It’s such a big thing coming from her, knowing her stories, her past, and how she decided to step on carefully towards her future. So when she told me that “sentence”, I know he must be the “one”. And I can’t be happier to know that she’s happy. 


Tapi feelingnya kok “beda” yah. Sekarang baru ngerasa ada sedih-sedihnya dikit ditinggal teman merit, dan ini baru pertama kali kurasakan seumur hidup. Ngerti gak? Hahahha. Ada yang pernah gini gak? XD 

I guess I am sad that she left me in the “single (but) happy” group XD, hahahhahha jadi inget duluuuu dia pernah bilang “we janganko merit duluan, awas ko mau merit nda bilang-bilang. tungguka”, see?? Lah sekarang you duluan dari I say. Monggo say!



Bi, remember that moment when we were at the airport in Bali while waiting for my delayed flight to Makassar, and we just talked, about love and life? I remember you were strong and okay; but there was a slight of sadness in you


Setelah itu di pesawat saya randomly membuat “puisi” (or just a piece of writing) yang terinspirasi dari percakapan kami. Kata-kata yang sempat lama ga ada judulnya. Pas iseng-iseng buka di notes hp, ketemu puisi lama itu dan kukasih ke dia pas ultahnya beberapa tahun lalu. Karena lagi out of inspiration untuk membuat judul yang keren, jadilah waktu itu kunamakan aja “Untuk Pratiwi”. 



UNTUK PRATIWI 



It is like I am standing in the path of an oncoming train- 
I can’t see it in the distance, 
and I know it is coming. 
No matter how many sunsets behold me, 
No matter how many sunrises greet me, 
Or how many people fall to their feet for me 
How many chances stand before me, 
or how many lovers leave me. 

I am writing my fuure 

And reading it aloud 

For the sea is pretty 

For the life is awesome 
And the tears are worth it. 


-

The train is still "coming", but there's no more uncertainty. 

You’re a good and kind girl, you were always been anyway, so I know it’s only about time for you to be happy and to finally meet someone who is as good as you. Waktu kamu akad nikah, I can’t hold a tear, especially when I heard you cry a lil’ in ur speech. Seperti gak nyangka ya kamu tiba di titik iniW terharu sis. Ga pake lebay. Wkwkwk. And you were SUPER pretty. The prettiest I’ve ever seen you in life! Seriously. I think you were born to be a Javanese bride. 


Isnt she prettyyyyyy

Going super "Javanese" bridesmaid- mode on for a day
 (gegara ini abis dibully di sosmed seharian, dipanggil Bu Kartini, mbok, dll lol)
awas aja andah kalo w merit ga mau pake baju toraja

Akhirnya.... anak yg kerjanya pacaran mulu dari bocah menikah juga. Btw mau tau aja nih sis, Permadi zodiaknya apa yak (u know what I mean XD)? 

Bi, kalo udah merit jangan berubah ya. Mudah-mudahan jadi traveling lagi ya kita someday dengan pasangan masing-masing, atau berdua aja ninggalin suami kita di rumah wkwk. Terlepas dari hasratku untuk dibawain seserahan, mudah-mudahan siapapun dia yang penting bahagia deh *pasrah*. 


Once again congratulations for your wedding. I wish you the best of life and happiness. Good things come to those who wait, right? 

Catatan kenangan: nginap bersama di tahun 2008/2009, saat baru lulusan SMA

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Biiiii! Maafkan netijen julid ini baru komen postinganmu ini. Gak bisa akutuuu komenin yang sweet2 gini ��. Bahkan kalo dibaca ulang lagi masih terharuuu ������. Biiii, I can’t thank you enough for always being there for me. Gak nyangka siiih persahabatan antara cewek macho (elu) dan cewek kalem (gue) di kelas X-1 bisa berlanjut sampe sekarang, dan saling menjadi saksi drama hidup masing2. Kamu satu2nya Leo yang cocok dengan ke-Taurus-an ku (Permadi zodiaknya Gemini, sis) wkwk. Once again, thank you for coming to my wedding. And thank you for coming to my life *cie pereus* *tapi beneran kok*. Gak bosen2nya doain semoga kamu juga segera dapat yang terbaik, apapun dan siapapun itu. Selagi menunggu, nikmatin aja sis!!!

    You know I luv you,
    your babi

    ReplyDelete
    Replies
    1. i luv youuu babiii :"( rock your wedding life *kiss*

      Delete